SAPE SONO'
Sape Sono’ adalah kebudayaan khas dari
Madura yang memperlombakan kecantikan dari sapi betina. Sape sono’ pertama kali
dicetuskan oleh petani dari Batu Kerbui pesisir utara Pamekasan. Sape sono’
berarti “nyono’” atau masuk. Masuk disini mengacu pada awal budaya ini, yang
kerap digunakan untuk menyambut tamu yang datang ke rumah warga Madura. Jadi,
sapi sono’ menyimbolkan sebuah kesopanan dalam bertingkah laku. Karena simbol
itulah, Sapi Sono’ digunakan sebagian masyarakat untuk penyambutan tamu dalam
berbagai acara. Seperti acara pernikahan, ataupun khitanan. Sape Sono’ adalah
kebudayaan asli dari Pulau Madura yang mirip dengan kerapan sapi. Bedanya,
apabila kerapan sapi diadu kekuatan dan kecepatan larinya, sedangkan sape sono’
diadu kecantikan dan keanggunan sapi betinanya. Bermula dari kebiasaan para
petani di Kabupaten Pamekasan dalam merawat sapi ternak mereka. Setiap sore
sapi - sapi betina ini dimandikan setelah itu ditali pada tonggak kayu dan
kemudian berjejer rapi. Hal ini membuat para petani melakukan sebuah pemilihan
sapi tercantik dan terbaik. Lambat laun hal ini berkembang menjadi kontes
tingkat desa, kecamatan dan kabupaten dan sejak saat itu sapi - sapi peserta
kontes itu dinamai sapi sonok. Dalam Sapi Sonok ini memang menggunakan sapi
betina karena sapi jantan lebih banyak digunakan pada Kerapan Sapi. Jika
awalnya kontes Sapi Sonok ini hanya dinilai dari segi fisik saja dengan
berjalannya waktu terjadi perubahan dalam penilaian. Selain segi fisik,
sepasang sapi betina ini juga akan dinilai dari penampilan aksesoris yang
digunakan dan keserasian cara berjalan sapi dengan musik pengiring yaitu musik
sarone. Sebelum mengikuti perlombaan, terdapat beberapa aspek yang harus
diperhatikan oleh pemilik sapi untuk menjaga dan merawat sapi betinanya. Salah
satunya makanan sapi. Selain rumput, sape sono’ juga diberi ramuan khusus yang
terdiri dari telur ayam kampung, kunyit,
gula merah, bawang, daun bawang, asam Jawa, madu, dan kelapa. Telur ayam
kampung yang dibutuhkan setiap ramuan
untuk satu sape sono’ sebanyak 25 butir. Satu minggu sebelum kontes sape sono’,
biasanya komposisi jamu sape sono’ ini ditingkatkan 2 kali lipat. Sape sono’
juga harus rajin dimandikan di pandokan, yaitu, tempat khusus untuk memandikan
sapi, dengan diberi sabun pelembut bulu dan dipijat seluruh badan minimal 2
hari sekali. Apresiasi warga Madura terhadap budaya sape sono’ setara dengan
karapan sapi. Di Pamekasan, misalnya, hampir tiap kecamatan di daerah itu ada
warga yang memiliki sepasang atau lebih sape sono’.