Aku



AKU
Karya: D. Akbarani Sahira
Aku
Aku apa? Aku siapa?
Aku bukanlah sesuatu
Hanya raga sepi nan hampa
Tak bernama tak berjiwa
Duniapun tak menganggapku ada
Meski aku tlah duduk diatasnya
Tanah yang kupijak menolakku begitu saja
Seakan tak mengijinkanku naik ke atasnya
Tidak pula tenggelam didasarnya
Bukan apa-apa bukan siapa-siapa
Aku hanyalah kata
Yang terus kucari maknanya



Share:

Sape Sono' Kebudayaan Khas Madura




SAPE SONO'


Sape Sono’ adalah kebudayaan khas dari Madura yang memperlombakan kecantikan dari sapi betina. Sape sono’ pertama kali dicetuskan oleh petani dari Batu Kerbui pesisir utara Pamekasan. Sape sono’ berarti “nyono’” atau masuk. Masuk disini mengacu pada awal budaya ini, yang kerap digunakan untuk menyambut tamu yang datang ke rumah warga Madura. Jadi, sapi sono’ menyimbolkan sebuah kesopanan dalam bertingkah laku. Karena simbol itulah, Sapi Sono’ digunakan sebagian masyarakat untuk penyambutan tamu dalam berbagai acara. Seperti acara pernikahan, ataupun khitanan. Sape Sono’ adalah kebudayaan asli dari Pulau Madura yang mirip dengan kerapan sapi. Bedanya, apabila kerapan sapi diadu kekuatan dan kecepatan larinya, sedangkan sape sono’ diadu kecantikan dan keanggunan sapi betinanya. Bermula dari kebiasaan para petani di Kabupaten Pamekasan dalam merawat sapi ternak mereka. Setiap sore sapi - sapi betina ini dimandikan setelah itu ditali pada tonggak kayu dan kemudian berjejer rapi. Hal ini membuat para petani melakukan sebuah pemilihan sapi tercantik dan terbaik. Lambat laun hal ini berkembang menjadi kontes tingkat desa, kecamatan dan kabupaten dan sejak saat itu sapi - sapi peserta kontes itu dinamai sapi sonok. Dalam Sapi Sonok ini memang menggunakan sapi betina karena sapi jantan lebih banyak digunakan pada Kerapan Sapi. Jika awalnya kontes Sapi Sonok ini hanya dinilai dari segi fisik saja dengan berjalannya waktu terjadi perubahan dalam penilaian. Selain segi fisik, sepasang sapi betina ini juga akan dinilai dari penampilan aksesoris yang digunakan dan keserasian cara berjalan sapi dengan musik pengiring yaitu musik sarone. Sebelum mengikuti perlombaan, terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh pemilik sapi untuk menjaga dan merawat sapi betinanya. Salah satunya makanan sapi. Selain rumput, sape sono’ juga diberi ramuan khusus yang terdiri dari  telur ayam kampung, kunyit, gula merah, bawang, daun bawang, asam Jawa, madu, dan kelapa. Telur ayam kampung yang dibutuhkan  setiap ramuan untuk satu sape sono’ sebanyak 25 butir. Satu minggu sebelum kontes sape sono’, biasanya komposisi jamu sape sono’ ini ditingkatkan 2 kali lipat. Sape sono’ juga harus rajin dimandikan di pandokan, yaitu, tempat khusus untuk memandikan sapi, dengan diberi sabun pelembut bulu dan dipijat seluruh badan minimal 2 hari sekali. Apresiasi warga Madura terhadap budaya sape sono’ setara dengan karapan sapi. Di Pamekasan, misalnya, hampir tiap kecamatan di daerah itu ada warga yang memiliki sepasang atau lebih sape sono’.

Share: