MAKALAH BAHASA INDONESIA
TATA PENULISAN RUJUKAN DAN PENULISAN DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
M. SYAKUR AL MUJIIB 170321100047
AMILATUN MUHKLISYOH 170321100017
DIAN AKBARANI SAHIRA 170321100011
DIANA 170321100051
NELSI EGA SYAHFERA 170321100079
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
Kata pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesempatan waktu dan kemampuan
jasmani dan rohani sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “TATA
PENULISAN RUJUKAN DAN MENULI DAFTAR PUSTAKA”. Dalam penyusunan makalah ini kami
membutuhkan kekompakan dan keterampilan untuk menghasilkan makalah ini. penulis
mengharapkan makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan. Tetapi, penulis
hanyalah manusia biasa sehingga makalah ini ada kekurangan dan kesalahannya.
Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
makalah ini lebih baik lagi.
Akhir kata, penulis berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Bangkalan, 01
Oktober 2017
penuis
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rujukan dan daftar pustaka adalah
salah satu dari materi pembahasan dalam bahasa Indonesia, yang mana kita harus
mengerti pengertian rujukan maupun daftar pustaka, harus bisa membedakan antara
rujukan dengan daftar pustaka, dan bagaimana cara penyusunan maupun
penulisannya. Didalam penyusunan dan penulisannya harus benar dan memperhatikan
syarat-syarat ataupun ketentuannya.Dan daftar pustaka dapat dari berbagai
sumber yaitu dari buku, internet, dsb. Daftar pustaka mungkin sudah pernah
kita temukan ketika kita mulai belajar pelajaran. Bahasa Indonesia di sekolah menengah.
Sebagai pelajar, pembuatan daftar pustaka biasanya diberikan oleh guru Bahasa
Indonesia sebagai sebuah tugas atau dalam sebuah ulangan. Dan pada tahap ini,
mungkin kita tidak begitu tahu akan pentingnya sebuah daftar pustaka. Baru
ketika kita mendapat tugas untuk menulis sebuah karya tulis kita akan sadar
betapa pentingnya sebuah pengetahuan akan daftar pustaka. Dalam menyusun suatu karangan
ilmiah, unsur yang tidak terlepas yaitu sumber/ bahan karya ilmiah itu didapat.
Berbagai banyak sumber dalam menyusun karangan ilmiah, selalu ada unsur dalam
karangan tersebut, salah satunya dikutip, dan sumber yang didapatpunharus
dicantumkan sumber menemukan data dengan menggunakan daftar pustaka dan catatan
kaki.
Ada cara dan susunan dalam membuat
kutipan, daftar pustaka dan catatan kaki yang harus diketahui dalam membuat
karangan ilmiah. Dan unsur ini terkadang disepelekan oleh sebagian orang dalam
menyusun karangan ilmiah. Penulis pada kesempatan kali ini akan menjelaskan
tentang kutipan, daftar pustaka,dan catatan kaki, dimana terdapat membuaat/
mengambil kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki yang benar. Dimana
pembahasan tersebut amatlah penting untuk menunjang mata kuliah Bahasa
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
disebut dengan Rujukan dan daftar pustaka?
2. Bagaimana
cara penyusunan rujukan dan daftar pustaka yang baik dan benar?
3. Bagaimana
menulis rujukan dan daftar pustaka dari berbagai sumber?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
berbagai gaya penulisan rujukan.
2. Merujuk atau
mengutip pendapat ahli dan menuliskannya sesuai kaidah.
3. Menulis
daftar pustaka dari berbagai sumber yang ada.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rujukan
Rujukan adalah
sesuatu yang digunakan untuk memberi informasi (pembicara) untuk menyokong atau
memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin menggunakan faktual atau
non-faktual.Rujukan faktual terdiri atas kesaksian, statistik contoh, dan objek
faktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti, nilai-nilai, dan/atau
krebilitas. Sumber rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan.
Kutipan adalah
penggunaan ide, konsep, teori dan yang sejenisnya dari sumber lain, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Semua pengutipan yang ditulis harus
mencantumkan rujukannya. Kesengajaan atau kealpaan pencatuman rujukan pada
sebuah kutipan merupakan pelanggaran etika dalam tulis-menulis.
2.1.1 Tata Penulisan Rujukan
Gaya penulisan rujukan (referencesstyles)
yang berlaku di lingkungan akademik meliputi beberapa model. Sejumlah model
yang berkembang antara lain adalah APSA (American
Political Science Association), AMA
(Ameican Medical Association), APA (American Psycologhycal association), CBE (Council of Biological
Editors), Chicago dan Turabian, Harvard, dan Vancover. Secara
prinsip memiliki aturan standaryang sama, masing-masing mengembangkan dan/atau
memiliki keunikan dalam merujuk dan menyusun daftar pustaka.
Cara menulis daftar rujukan harus
dilakukan pada penulisan karya tulis ilmiah. Biasanya pada bagian penutup karya
tulis ilmiah akan dibuat kesimpulan dan saran. Di dalamnya akan di buat semacam
saran-saran atas masalah yang dibuat secara singkat. Agar penyusunan sebuah
karya ilmiah lebih rapih, biasanya sebuah karya ilmiah akan dilengkapi dengan
daftar pustaka atau rujukan yang berisi buku-buku atau referensi yang dijadikan
sebagai bahan rujukan pembuatan karya tulis tersebut.
Ada
tiga bentuk penulisan rujukan, yaitu:
- Bodynote (catatan tubuh) : Penulisan rujukan yang langsung ditulis dalam teks kutipan.
- Footnote (catatan kaki) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
- Endnote (catatan akhir) : Penulisan rujukan dengan menuliskan pada bagian akhir karangan (setelah kesimpulan dan sebelum daftar pustaka).
Tata Penulisan Bodynote
1.
Ditulis
di akhir teks kutipan, tetapi dalam hal tertentu bisa di awal atau tengah teks
kutipan.
2.
Rujukan
ditulis di dalam kurung.
3.
Secara
umum rujukan terdiri dari: nama pengarang (tanpa gelar), tahun publikasi, dan nomor halaman.
4.
Format penulisan
·
Jika penulisnya satu, contoh: ... (Barda Nawawi Arief,
2012: 7), atau: Menurut Barda Nawawi Arief (2012: 7),...
·
Jika
penulisnya dua, contoh: ... (Supardi dan Nachrawi, 2013: 1-3)
·
Jika
penulisnya lebih dari dua: contoh: ... (Ruzardi, dkk., 1998: 10), atau:
Ruzardi, dkk. (1998: 10)…
·
Jika
sumber kutipan berasal dari dua atau lebih karya penulis yang sama, dan
diterbitkan pada tahun yang sama, maka penulisan tahun diberi kode dengan huruf
kecil: a, b, dan seterusnya setelah tahun terbit. Contoh: ... (Sutrisno, 2005a:
8). Menurut Sutrisno (2005b: 76) …
·
Jika
satu kutipan diambil dari banyak sumber dengan penulis yang berbeda-beda, maka
dipisahkan dengan tanda “;”. Contoh: ... (Yasmin, 1997: 2; Anwar dan Kelik,
2000: 6; Farzan, dkk., 2000).
·
Jika
rujukan diambil dari koran atau majalah, maka penulisannya dengan format : (nama
media ditulis miring, waktu terbit). Contoh: ... (Suara Merdeka, 9 Maret 2014).
·
Jika
kutipan berasal dari sumber kedua. Contoh:
Ø Herbert Packer (1970) dalam Arif
Setiawan (2009: 23) berpendapat bahwa ...
Ø
...
(Herbert Packer, dalam Arif Setiawan, 2009: 23)
Ø ... (Herbert Packer, dikutip oleh
Arif Setiawan, 2009: 23)
5. Contoh
·
Menurut Sudarto dan Muladi (1981: 151), politik hukum
adalah serangkaian usaha untuk menciptakan norma-norma hukum yang sesuai dengan
situasi dan kondisi pada masa tertentu.
·
Perkembangan hukum tidak terlepas dari perkembangan
dinamika atau pengaruh politik pada suatu masa (Moh. Mahfud MD, dalam Ni’matul
Huda, 2010: 8).
Tata Penulisan Footnote
1.
Ditulis
pada bagian kaki halaman yang terdapat kutipannya.
2.
Baris
pertama ditulis menjorok ke dalam.
3.
Nama
pengarang ditulis tanpa gelar.
4.
Format
penulisan
·
Penulisan
rujukan berupa buku dengan urutan: nama pengarang, judul buku (ditulis miring),
cetakan, edisi (jika ada), nama penerbit, kota penerbit, dan halaman. Contoh:
M.
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan
dan Penerapan KUHAP; Penyidikan dan Penuntutan, Cetakan Pertama, Edisi
Kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 100.
·
Penulisan
rujukan berupa buku bunga sampai dengan urutan: nama penulis, judul artikel
(diberi tanda petik), nama editor, judul buku (ditulis miring), cetakan, edisi
(kalau ada), nama penerbit, kota penerbit, tahun dan halaman. Contoh:
Ari
Wibowo, “Mewujudkan Keadilan Melalui Penerapan Hukum Progresif”, dalam Mahrus Ali
(editor), Membumikan Hukum Progresif, Cetakan Pertama, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta, 2013, hlm. 5.
Tata Penulisan Endnote
1. Penulisan
endnote sama dengan footnote, sehingga tata cara penulisan yang berlaku dalam
endnote sama dengan tata cara penulisan footnote.
2. Perbedaan
endnote dan footnote : Endnote diletakkkan di bagian akhir suatu karya tulis
ilmiah, sedangkan footnote diletakkan pada bagian kaki halaman yang terdapat
kutipannya.
2.2 Jenis Kutipan dan Teknik Penulisan Kutipan
Terdapat dua jenis kutipan, yaitu kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung.
a. Kutipan
langsung
Kutipan
langsung adalah kutipan yang ditulis sama persis dengan sumber aslinya, baik
bahasa maupun ejaannya. Rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan
nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, tanda koma, tahun
terbitan, titik dua, spasi, dan diakhiri dengan nomor halaman.
b.
Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang tidak sama
persis dengan aslinya. Pengutip
hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk dinyatakan kembali
dengan kalimat yang disusun oleh pengutip.
2.2.1 Teknik Penulisan Kutipan langsung
·
Kutipan Kurang dari 40 Kata (4
Baris)
Kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda
kutip (“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama
penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu
dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda
kurung.
Contoh nama penulis disebut dalam teks secara terpadu:
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang
erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
Contoh nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan
nomor halaman:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “ada
hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”(
Soebronto, 1990: 123).
Jika ada tanda kutip dalam
kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat
kecenderungan semakin banyak ‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah
tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).
·
Kutipan 40 Kata (4 Baris) atau
Lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa
tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahului ditulis 1,2 cm atau terus
7 ketukan dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi tunggal.
Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut:
The ‘plecebo effect’. Which had been verified in previous
studies, dissappeared when behavior were studied in this manner. Furthermore,
the behavior were never exhibited again, even when real drugs were administered
Earlier student were clearly premature in attributing the results to aplecebo
effect.
·
Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam
mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata yang
dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua puhak yang terlibat dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah… diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru” (Manan,
1995: 278).
Apabila ada
kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat titik.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara mata, tangan, atau bagian tubuh lain…yang termasuk gerak
manipulatif adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim,
1995:319)
2.2.2 Teknik Penulisan Kutipan Tidak Langsung
Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan
dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda
kutip dan terpadu dalam teks. Nama penulis bahan kutipan dapat disebut terpadu
dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya. Jika memungkinkan nomor
halaman disebutkan.
Contoh:
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada
tahun keempat (Salimin,1990:13).
Salimin (1990: 13) mengemukakan bahwa mahasiswa tahun
ketiga ternyata lebih baik daripada tahun keempat.
2.3 Teknik Penulisan Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki atas (footnote) berguna untuk
menyatakansumber suatu kutipan, pendapat, buah pikiran, fakta-fakta, atau
ikhtiar. Juga termasuk komentar mengenai suatu hal yang dikemukakan dalam teks.
Nomor footnote disesuaikan dengan nomor kutipan. Tiap bab dimulai dari nomor 1
(Marzuki, 1977: 127). Menempatkan footnotes pada halaman berikutnya tidak
diperbolehkan. Footnotes harus pada halaman yang sama dengan kutipannya.
(Dwiloka dan Riana, 2005: 127).
Contoh :
Selanjutnya dikatakan apabila seseorang telah
ditangkap dan ditahan, tetapi ternyata tidak cukup bukti bahwa yang
bersangkutan melanggar hukum, maka praperadilan.1 harus memeriksa
dan memutuskan nasib tersangka.
---------------------------------------------------------------
1 Praperadilan adalah lembaga yang akan memeriksa atau
menuntut sah atau tidak sahnya suatu penangkapan dan penahanan terhadap
seseorang
Dalam footnotes, terdapat beberapa istilah yaitu:
·
ibid
Berasal dari bahasa latin ibidem yang berarti pada
tempat yang sama. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam
catatan kaki nomor tersebut sama dengan referensi pada nomor sebelumnya (tanpa
diselingi catatan kaki lain). Apabila halamannya sama, cukup ditulis Ibid.,
bila halamannya berbeda, setelah Ibid. dituliskan nomor halamannya. Jika
kata ibid. terletak di awal catatan kaki, huruf awalnya ditulis dengan
huruf capital (Ibid), sedang bila terletak di tengah kalimat, misalnya
sesudah kata‐kata “Disodorkan dari” maka huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid).
·
opcit
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citato yang berarti pada karya
yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan
kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya,
namun diselingi catatan kaki lain. Op.Cit. khusus digunakan bagi referensi yang
berupa buku.
·
loc.cit
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang berarti pada tempat yang telah dikutip.
Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam
catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip
sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Namun, referensi yang diacu
Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan artikel, baik itu dari koran, majalah,
ensiklopedi, internet, atau lainnya.
2.4 Menulis Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi keterangan
mengenai sumber rujukan
yang digunakan dalam penyusunan tugas
akhir. Keterangan ini
meliputi nama pengarang,
tahun terbitan, judul buku, kota
penerbitan, dan nama penerbit. Gelar yang dimiliki pengarang tidak dicantumkan dalam
daftar pustaka. Daftar rujukan
dapat berupa buku
teks, jurnal penelitian,
laporan penelitian, tugas
akhir seperti skripsi
dan disertasi, dan terbitan karya ilmiah. Daftar pustaka disusun secara alfabetis menurut
nama belakang pengarang
dan tidak
perlu menggunakan nomor urut.
Apabila terdapat dua
atau lebih nama
pengarang yang sama,
pengurutan dilakukan mulai dari
tahun terbitan yang
terbaru. Untuk terbitan-terbitan berikutnya, nama pengarang
tidak ditulis, tetapi diganti
dengan garis lurus
tengah (bukan garis bawah) sepanjang 7 ketukan. Daftar
pustaka ditulis tanpa nomor. Tiap-tiap
jenis rujukan mengikuti
sistematika penulisan yang
berbeda.
Berikut ini beberapa petunjuk yang dapat diikuti dalam penulisan daftar
pustaka.
a.
Rujukan dari Buku
Penulisan buku mengikuti urutan
komponen sebagai berikut: Nama belakang pengarang, tanda koma (,), nama atau
nama depan (apabila ada), tanda titik (.), tahun terbitan, tanda titik (.),
nama buku dengan huruf cetak miring (italic), tanda titik (.), nama kota tempat
penerbitan, tanda titik dua (:), nama penerbit, tanda titik (.).
Contoh:
Admiranto, A. Gunawan. 2004. Tata Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta: Kanisius.
b.
Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel atau
Karya (Ada Editornya)
Penulisannya sama dengan menulis rujukan buku ditambah dengan tulisan
(Ed.) di antara nama penulis dan tahun penerbitan.
Contoh:
Admiranto, A. Gunawan (Ed.). 2004. Tata Surya dan Alam Semesta. Yogyakarta:
Kanisius.
c.
Rujukan dari Artikel dalam buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikutidengan tahun penerbitan.
Judul artikel diapit tanda kutip (“…”) tanpa cetak miring (italic). Nama editor
di tulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) baik untuk satu
editor maupun lebih. Judul buku kumpulannya ditulis dengan huruf
miring(italic), dan nomer halamannya didebutkan dalam kurung.
Contoh :
Indriana, Ratna.
2000. “Pendekatan Semiotis Sastra : Suatu Studi terhadap Sebuah Cerita Pendek”.
Dalam E.K.M. Masi Nambaw dan Rahayu S. Hidayat (Ed.), Semiotik: Kumpulan Makalah Seminar. Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.
d.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan
tahun dan judul artikel di apit tanda kutip, dan huruf capital pada setiap awal
kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, dan huruf awal dari setiap
katanya dengan huruf capital kecuali kata tugas. Bagian akhir berturut-turut
ditulis jurnal tahun berapa nomer berapa (didalam kurung), dan nomer halaman
dari artikel tersebut.
Contoh :
Dwiloka, B. 1999. “Kontroversi Isu Minyak Tropis.
SAINTEKS, 6 (2): 49-60.
e.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya dalam daftar rujukan sama dengan rujukan
dari artikel jurnal cetak, ditambah dengan penyebutan CD-ROM nya dalam kurung.
Contoh :
Krashen, S., M. Long, dan R. Scarcella. 1997. “Age,
Rate, and Eventual Attaintment in Second Languange Acquisition” TESOL
Quarterly, 13:578-82 (CD-Rom:TESOL Quarterly Digital, 1997).
f.
Rujukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama penulis ditulis npaling depan, diikuti oleh tanggal, bulan, dan
tahun (jika ada). Judul artikel diapit tanda kutip, dan huruf capital pada
setiap huruf awal kata, kecuali kata tugas atau kata hubung. Nama majalah
ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata, dan dicetak
miring. Nomer halaman disebut pada bagian akhir.
Contoh :
Awuy, Tomi V. 2001.
“Supernova: Tantangan Baru bagi Kritik Sastra,” Kompas, 18 Maret, hlm 12.
g.
Rujukan dari Koran Tanpa penulis
Nama Koran ditulis pada bagian awal dicetak miring. Tanggal, bulan, dan
tahun ditulis setelah nama Koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar
penghubung kecil diapit tanda kutip dan diikuti dengan nomer halaman
Contoh :
Kompas. 18 Maret 2005.
“Rawan Tangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal.”, hlm. 41.
h.
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan
Tanpa Menyebutkan Nama Penulis atau Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring,
diikuti oleh tahun penerbitan, kota penerbit, dan nama penerbit
Contoh :
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2004. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
i.
Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga
Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti
dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama penerbitan, dan nama
lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh :
Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. 2003. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Bandung: Yrama Widya.
j.
Rujukan berupa Karya Terjemahan
Nama penulis asli ditulis paling depan diikuti tahun penerbitan karya
asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat
penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Jika tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan,
ditulis dengan kata italic Tanpa tahun.
Contoh :
Ary, D., J.C. Jacobs.
Tanpa Tahun. Pengantar Penelitian
Pendidikan. Terjemahan oleh Arif Furhan. 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
k.
Rujukan Skripsi, Tesis, Disertasi
Nama penulis ditulis
paling depan, diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi,
tesis atau disertasi tidak diterbitkan, nama kota perguruan tinggi, dan nama
fakultas, serta nama perguruan tinggi.
Contoh :
Chotimah, Khusnul.
2002. “Trauma dan Kecemasan Tokoh-tokoh Utama dalam Novel Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
Karya Dee: Tinjauan Semiotik.” Skripsi. Surabaya: Fakultas Sastra, Universitas
Airlangga.
l.
Rujukan dari Makalah Seminar, Penataran, atau
Lokakarya
Nama penulis ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun, judul
makalah diapit tanda kutip kemudian diikuti dengan pernyataan “Makalah
disajikan dalam… “, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tempat
penyelenggaraan, tanggal serta bulannya.
Contoh :
Chasanah, Ida Nurul.
2004. ”Presentasi Zein Budhisme dalam Novel Musashi Episode Tanah dan Supernova
Episode akar: Kajian Intertekstualitas”. Makalah dipresentasikan dalam
Konverensi Internasioanal Kesusastraan Indonesia HISKI 2004 di Hotel Santika
Manado, 25-27 Agustus 2004.
m.
Rujukan dari
Internet Berupa Karya Individu
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara
berturut-turut tahun, judul karya tersebut (diapit tanda kutip) dengan diberi
keterangan dalam kurung (online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
Contoh :
Abadi, C.J. 2002. “Kumis
Kucing”, (online), (http://www.chang.jaya-abadi.com.jamu-jawa04htm/, diakses 12 Desember 2003).
n.
Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut tahun,
judul artikel, nama jurnal (diapit tanda kutip) dengan diberi keterangan dalam
kurang (online), volume dan nomer, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan
tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
Contoh :
Griffith, A.I. 1995.
“Coordinating Family and School: Madering for Schooling”. Education policy analysis archive, (online), Vol. 3, No. 1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).
o.
Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung (alamat
e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun,
topic isi bahan (diapit tanda kutip), nama yang dikirimi disertai keterangan
dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).
Contoh :
Naga, Dali S. (ikip-jk@indo.net.id). 1 Oktober 1997. “Artikel JIP”. E-mail kepada Ali Saukah (jipsi@mlg.ywcn.or.id) .
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar pustaka dan daftar rujukan didalam suatu karya
ilmiah sangatlah penting.Karya ilmiah dapat ditulis berdasarkan hasil
penelitian, hasil percobaan, wawancara dan studi kepustakaan. Daftar pustaka
tau rujukan bisa diambil dari koran, majalah, buku, internet, dsb.
Mengutip atau merujuk dapat dilakukan dengan mengambil
pendapat atau temuan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengutipan semacam ini dilakukan dengan merujuk kepada nama penulis dan
karyanya yang dimaksud. Nama penulis yang dipakai adalah nama keluarga,
nama marga , atau nama akhir tanpa
menuliskan gelar atau jabatannya. Apabila sumber yang dikutip ditulis satu
dan/atau dua orang, maka nama penulis dituliskan semua pada setiap kali diacuh.
DAFTAR PUSTAKA
Haninah, dkk
(Ed.). 2012. Bahasa Indonesia Konseptual.
Surabaya: Pustaka Radja
0 Comments:
Posting Komentar