Es Dung-Dung, Jajanan Khas Masa Kecil
Hai-hai... Kali ini saya akan membuat kalian semua bernostalgia dengan jajanan SD yang satu ini. Ya... Es puter! atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Es dung-dung. Berikut merupakan hasil wawancara saya bersama penjual es Dung-dung dikawasan sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura, tepatnya didaerah Telang Asri. Silahkan disimak~~
Es
puter atau yang biasa kita sebut es dung-dung
ini adalah salah satu jenis es krim tradisional yang sudah tak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Dahulu, es ini diciptakan karena keinginan masyarakat
yang pada saat itu ingin mencicipi es krim, namun harga bahan baku es krim yang
terlalu mahal. Hingga terciptanya, es ini begitu populer di kalangan masyarakat.
Asal mula nama es dung-dung berawal
dari penjualnya yang kerap membawa lonceng
yang jika dipukul akan mengeluarkan
bunyi dung-dung, oleh karena itu es
ini dinamakan es dung-dung. Namun,
seiring berjalannya waktu, popularitas es dung-dung
kian menurun. Hal ini dibuktikan oleh penjual es dung-dung yang mulai jarang ditemukan. Dijaman yang sudah modern
seperti ini, banyak penjual es dung-dung yang mulai beralih profesi. Namun ada
juga beberapa penjual yang masih bertahan, salah satunya Cak Husein.
Cak
Husein memiliki 6 anggota keluarga yang terdiri dari istri, mertua dan 3 anak
perempuannya. Keadaan ekonomi yang memaksa pria kelahiran Sumenep ini untuk
berpindah-pindah profesi, mulai dari pedagang bakso hingga menjadi supir
angkotpun sudah pernah Beliau jalani. Diumurnya yang sudah memasuki 40 tahun
ini, Ia memutuskan untuk memulai bisnis es dung-dung
sejak ± 1 bulan yang lalu. Dibandingkan dengan pekerjaan yang dulu Beliau
lakoni, es dung-dung ini nampaknya
memberikan buah manis bagi Cak Husein
dan keluarga. Hal ini dikarenakan perekonomiannya yang semakin membaik berkat
kerja kerasnya dalam menjual es dung-dung.
Selain pembuatannya yang relatif mudah dan tidak terlalu memakan banyak waktu,
bahan-bahan yang dibutuhkan tidaklah sulit didapat.
Usaha
yang baru saja Ia rintis ini tak selalu berjalan mulus. Kadang kala Beliau
mengalami kesulitan, seperti pada saat produksi (pembuatan) es dung-dung. Pemberian garam yang kurang ataupun berlebihan akan mengakibatkan es tidak
dapat membeku secara sempurna. Akibatnya, es yang sudah dibuat tidak dapat
dipasarkan. Hambatan lainnya adalah cuaca. Pada saat musim kemarau, es dung-dung akan laris terjual. Namun,
beda halnya jika musim penghujan datang, es dung-dung
akan sepi peminat. Akibatnya, Cak Husein harus menurunkan produksi es dung-dungnya. Hal ini akan berakibat
pada penurunan omset yang diperoleh oleh Cak Husein. Akan tetapi hal ini tak
membuatnya patah arang. Beliau tidak
menyerah dan terus menjual esnya. Bahkan, Cak Husein berencana membuka cabang
baru agar dapat memperluas jangkauan esnya. Semoga hal ini dapat mendongkrak kepopuleran es dung-dung seperti sedia kala.