Tentang Sebuah Dilema

Pernah suatu ketika di jalanan setapak pinggiran kota, aku berjalan dengan seorang teman. Kami berbincang ramah dan renyah. Sekali dua tawa terlempar, menarik perhatian pengguna jalan lainnya. Di tengah perjalanan aku terdiam, kuberanikan diriku untuk bertanya pendapatnya, tentu saja soal dilema. Sejujurnya, Ia tak banyak berkata. Ia hanya memberiku sebuah permisalan. 'Ibarat kau punya dua buah buku. Dua-duanya menarik. Bedanya, Buku pertama telah kau baca. Alur ceritanya pun telah kau ketahui, hatam hingga hafal diluar kepala. Sedangkan buku kedua belum pernah kau baca. Alurnya sedikit klise, tapi membuatmu penasaran, semakin lama kau semakin tenggelam didalamnya. Aku hanya diam mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulutnya. Buku mana yang akan kau pilih? Buku pertama atau  buku kedua?, lanjutnya. 'Buku kedua, jawabku singkat. Ia tersenyum, 'Kau telah mendapatkan jawabannya. Lagi-lagi aku diam. Riuh pikuk jalanan membuatku tersadar. Kau tak boleh terlalu lama terjebak di masa lalu, buku lama itu misalnya. Masa lalu sudah berlalu. Kau telah menjalaninya. Cukup kau jadikan Ia pelajaran dan pengajaran. Sudah saatnya kita keluar, mencari hal-hal yang baru. Buku kedua, meski rasanya alurnya klise, namun tetap saja kau belum tau akhirnya. Bahagia atau air mata, lanjutkanlah. Kau tak tahu kejutan apa yang ada dilembar selanjutnya. Pahamilah, kau akan menemukan sesuatu yang berharga. Selamat membaca :) 
Share: