MAKALAH
PERANAN PERTANIAN DI NEGARA BRAZIL
Oleh KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA :
ROBIYATUL ADAWIYAH 140321100009
DIAN AKBARANI SAHIRA 170321100011
UYUN ARIFAH 170321100019
ULQIYA KARTIKA PUTRI 170321100025
ALIF IZZAT TBK 170321100037
SUSI PUTRI AYU LESTARI 170321100063
HIKMATUL UMMAH 170321100071
M. ALI MASHUR SIDIK 170321100075
NELSI EGA SYAHFERA 170321100079
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih
atas bantuan dari kakak pembimbing serta semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menmbah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bangkalan,
11 Desember 2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petanian adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan cara-cara manusia membudidayakan tanaman, ternak ikan dalam
hubungannya dengan aspek fisik, ekonomi dan sosial kelembagaan dalam pemecahan
masalah secara luas. Pertanian di sini meliputi pertanian dalam arti sempit
(kegiatan bercocok tanam atau mengusahakan tanaman untuk diambil hasilnya baik
subsistem maupun komersil) dan pertanian dalam arti luas (pertanian dalam arti
sempit, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan).
Sektor pertanian memberikan dampak
yang luar biasa dalam perekonomian Brazil. Hasil pertaniannya merupakan salah
satu tulang punggung utama perekonomiannya. Kurang lebih 45% dari total komoditas
ekspornya berasal dari hasil-hasil sektor pertanian. Peningkatan sektor ini
disebabkan karena adanya kebijaksanaan pemerintahan Brazil untuk menambah lahan
pertaniannya. Hasil-hasil pertanian antara lain berupa kopi (merupakan hasil
terbesar), padi, kapas, coklat, tembakau, kacang kedelai, jagung dan tebu.
Jenis-jenis peternakan yang diusahakan dan dikembangkan adalah babi, kambing,
domba dan sapi. Hasilnya berupa daging, susu, kulit dan wol. Daerah
pusatpeternakan terdapat di Cuyaba. Kegiatan perikanan di Negara Brazil berada
di sepanjang pantai Atlantik dan sungai-sungai di Amazon. Jenis ikan yang
dihasilkan antara lain udang, croaken, srden dan lobster.
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui keadaan sektor pertanian di Negara Brazil.
2.
Mengetahui komoditas-komoditas unggulan di Negara
Brazil.
BAB II ISI
2.1 Keadaan sektor pertanian di Negara Brazil.
Pada
akhir 1980an, Brasil mulai mengadopsi pasar liberal yang berorientasi pada
kebijakan yang berdampak signifikan terhadap kinerja pangan dan sektor pertaniannya (selanjutnya agrifood). Sektor agrifood sekarang termasuk yang paling dinamis dalam ekonomi
Brasil. Produksi biji-bijian berlipat ganda dari 58 menjadi 120 juta metrik ton
(MT) dan daging Produksi melonjak dari 7,5 menjadi 20,7 juta MT antara 1990 dan
2005. Ekonomi agrifood menghasilkan R
$ 534 miliar (US $ 183 miliar) pada tahun 2004, yang setara dengan 30% dari GDP
negara. Pertumbuhan produksi dan agribisnis pertanian pembangunan di Brazil sangat bergantung pada ekspor, yang
menyumbang 31% dari produksi pertanian. Total ekspor pertanian meningkat dua
kali lipat dari US $ 13-32 miliar pada periode 1990-2005.
Brasil
sekarang berada di dunia eksportir agrifood
ketiga setelah Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) dan melampaui AS sebagai negara dengan
surplus perdagangan pertanian terbesar dengan US $ 29 miliar di tahun 2005. Meningkatnya
daya saing sektor agrifood Brasil ini
dikaitkan dengan sejumlah faktor, termasuk investasi dalam penelitian dan
ketersediaan kredit pertanian tropis yang menyebabkan produktivitas memiliki keuntungan
signifikan sejak tahun 1970an. Sabuk Jagung AS dan Brasil Selatan dihasilkan
dari investasi publik dalam penelitian pertanian. Tingkat pertumbuhan tahunan
rata-rata produktivitas faktor total di pertanian Brasil diperkirakan 3,3%
untuk periode 1975-2002 dan 5,7% antara tahun 1998 dan 2002,
yang berada di atas tingkat pertumbuhan 1,8% yang dicapai oleh AS pertanian antara tahun 1948 dan 2002 (Gasques et al.,
2004).
Sektor
perdagangan menjadi bagian yang sangat penting terhadap perkembagan ekonomi di
Brazil. Selain produk industri, Brazil juga mengandalkan produk pertanian
karena kondisi wilayah Brazil merupakan daerah yang subur dan memiliki berbagai
Sumber Daya Alam. Produk pertanian Brazil juga merupakan komoditas penunjang
yang menunjang perdagangan Brazil yang besar. Brazil menyumbang 25% dari ekspor
global tebu mentah dan gula rafinasi. Selain itu, Brazil juga menjadi negara
pengekspor terbesar dunia produk kedelai dan memegang tanggung jawab untuk 80%
dari produk jus jeruk dunia. Persentase perkembangan sektor pertanian di Brazil
tahun 2007-2009 mencapai 20% dibandingkan dengan sektor industri 14% dan sektor
jasa 66%.
Perkembangan
perekonomian di Brazil memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap
kenaikan GDP di Brazil. Kenaikan GDP di Brazil memberikan gambaran bahwa
perekonomian di Brazil telah mengalami kenaikan yang telah memicu kenaikan
pendapat penduduk Brazil secara signifikan.Peningkata GDP di Brazil merupakan
efek dari adanya perkembangan ekonomi dalam berbagai sektor seperti halnya
pertanian, perdagangan, industri dan jasa. Sektor-sektor ini menunjang
perekonomian Brazil sehingga memiliki kekuatan ekonomi yang kuat dan dapat
menjadi negara Amerika Latin yang dianggap sebagai negara dengan ekonomi yang
besar.
2.2 Komoditas unggulan di Negara Brazil.
Kopi mulai memasuki Brazil pada
tahun 1727 dan sejak tahun 1770 penanaman kopi menyebar di seluruh Brazil. Kondisi
alam Brazil memungkinkan kopi tumbuh dengan subur, diantaranya dengan
ketersediaan lahan yang luas, sumber air yang melimpah dan kondisi geografis
berupa daerah pegunungan dengan tingkat hujan dan musim kering yang cocok.
Dukungan dari kondisi alam dan penerapan kebijakan agrikultur yang tepat
menempatkan Brazil sebagai produsen kopi1 terbesar secara global, dengan
tingkat produksi mencapai 49.400 kantong kopi 60 kg pada tahun 2015 (United
States Department of Agriculture, 2015). Produksi kopi Brazil berkontribusi
sebesar 32% dari total produksi kopi secara global (SSI Review, 2014).
Tingkat produksi dari tahun ke tahun yang lebih tinggi dibandingkan
dengan negara produsen lain membuktikan bahwa Brazil tidak hanya berhasil untuk
mencapai posisi produsen kopi terbesar, tetapi juga mempertahankan posisi
tersebut. Selain berdasarkan data, kemampuan Brazil ini dapat dijelaskan
melalui positioning yang sejak awal sudah ditetapkan oleh pemerintah. Presiden
Cordoso menempatkan agrikultur sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi
sehingga ekspansi agrikultur menjadi prioritas utama (Hopewell, 2014). Sejalan
dengan Cordoso, penerusnya Presiden Lula da Silva menyatakan bahwa stabilitas
ekonomi Brazil bergantung pada sektor agribisnis. Pernyataan serupa disampaikan
oleh Wager Rossi selaku Minister of Agriculture, Livestock and Supply bahwa
Brazil memerankan pemain utama sebagai pemasok produk agribisnis global
(Ministry of Agriculture, Livestock and Supply, 2010).
Kemampuan
produksi Brazil diuji ketika terjadi perubahan dalam komoditas kopi, baik secara domestik maupun
internasional. Pertama, terjadinya krisis kopi pada tahun 1990an. Krisis kopi
secara umum mengurangi insentif produsen untuk berproduksi. Hal ini utamanya
disebabkan oleh harga kopi yang menurun. Penurunan harga berimplikasi pada
kerugian yang harus ditanggung petani karena biaya produksi lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan. Kedua, terjadinya reformasi pasar di Brazil
yang dilatarbelakangi oleh mega inflasi dan hutang pemerintah yang besar.
Sedangkan secara eksternal reformasi pasar disebabkan oleh adanya pergeseran
ideologi pasca Perang Dingin dan kondisi geopolitik global yang menyebabkan
tekanan dari insitusi finansial internasional dan Amerika Serikat terhadap
negara-negara produsen kopi (Topik et al., 2010). Intervensi penuh pemerintah
melalui kredit dan subsidi dihapuskan sehingga petani kopi tidak mampu
menanggung biaya produksi yang tinggi. Penurunan jumlah petani kopi menjadi
permasalahan yang serius karena mampu mengurangi tingkat produksi. Ketiga,
peningkatan produksi kopi negara-negara kompetitor Brazil. Fakta ini dapat
dilihat dari kenaikan produksi secara signifikan. Kondisi tersebut mampu
menjadi turning point bagi negara-negara produsen kopi untuk menggeser posisi
Brazil. Brazil berhasil melalui ketiga tantangan tersebut dan mempertahankan
posisinya, dibuktikan dengan tingkat produksi kopi yang selalu lebih tinggi
dibandingan dengan negara-negara produsen lain hingga saat ini.
Sebagai produsen utama kopi dunia,
volume ekspor kopi Brazil selama 1997-2002 meningkat dengan laju 14,4 %, dengan
volume ekspor tertinggi dicapai pada tahun 2002 sebesar lebih dari 1,5 juta
ton.
Tahun
|
Volume (Ton)
|
Nilai (x000 US $)
|
1997
|
868.439
|
2.745.289
|
1998
|
995.212
|
2.330.874
|
1999
|
1.271.772
|
2.230.844
|
2000
|
967.042
|
1.559.614
|
2001
|
1.252.217
|
1.207.735
|
2002
|
1.551.410
|
1.195.531
|
Laju (%)
|
14,36
|
-14,61
|
BAB III ANALISIS SUATU KEADAAN
Brazil
yang kini sedang dilanda krisis ekonomi, bertumpu satu-satunya pada sektor
pertanian. Komoditas unggulan Brazil antara lain daging sapi, sapi, gula, kopi,
coklat, kedelai dan buah-buahan. Brazil juga berhasil mengembangkan energi
berbasis pertanian dengan bioetanol dan biodiesel yang digunakan untuk
kendaraan mobil hingga pesawat (newswire.id,2016).
Sebuah penelitian menyelidiki strategi kebijakan
pemerintahan Brazil dalam pembangunan pertanian di dalam negeri yang
dimanifestasikan pada berbagai program bantuan dosmetik pertanian dan bagaimana
implikasinya terhadap ketentuan dosmetiksupport dalam AOA-WTO. Selanjutnya,
pembahasan akan dikhususkan pada strategi pertanian Brazil dalam memasuki pasar
global dan melakukan ekspansi ekspor. Diawali dari penjelasan dan analisis
mengenai berbagai faktor kompetitif yang mempengaruhi daya saing ekspor
pertanian Brazil di pasar global yang terkonsentrasikan pada beberapa komoditas
utama serta analisis mengenai pertumbuhan perusahaan-perusahaan agribisnis
Brazil dan bagaimana mereka memasuki rantai pasokan pangan global melalui
ekspor dan penanaman modal asing (PMA).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
salah satu yang menjadi keunggulan strategi Brazil dalam membangun sektor pertanian domestiknya
adalah kecermatan Brazil dalam mempelajari setiap klausa dalam AOA. Brazil
sangat mengoptimalkan pemanfaatan
statusnya sebagai negara berkembang, terutama dalam menggunakan Pasal 6.2 AOA
yang menawarkan apa yang disebut Development
Box sebagai manifestasi dari ketentuan special
and differential treatment. Denggannya, Brazil dapat memaksimalkan
pemberian bantuan domestik yang berada dalam kategori Green Box untuk meningkatkan kapasitas dan produktifitas produsen
di dalam negeri.
Sementara dalam memasuki perdagangan
dunia, Brazil memfokuskan strategi sektor pertaniannya melalui dua akses utama,
yaitu melalui pemberian insetif besar bagi perusahaan-perusahaan agribisnis
baik untuk melakukan ekpor, yang diterapkan pada sektor kedelai dan gandum; dan
pemberian insetif kepada perusahaan-perusahaan agribisnis untuk melakukan
akuisisi perusahaan asing melalui PMA sebagai strategi dalam mengakses pasar
luar negeri dan menghadapi hambatan-hambatan tarif (tariff bariers to trade/ TBT) dan hambatan non-tarif seperi
hambatan Sanitary and Phytosanitary
berupa larangan ekspor daging sapi Brazil yant dipicu penyakit mulut dan kuku
(PMK).
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sektor pertanian memberikan
dampak yang luar biasa dalam perekonomian Brazil. Hasil pertaniannya merupakan
salah satu tulang punggung utama perekonomiannya. Kurang lebih 45% dari total
komoditas ekspornya berasal dari hasil-hasil sektor pertanian. Peningkatan
sektor ini disebabkan karena adanya kebijaksanaan pemerintahan Brazil untuk
menambah lahan pertaniannya. Hasil-hasil pertanian antara lain berupa kopi
(merupakan hasil terbesar), padi, kapas, coklat, tembakau, kacang kedelai,
jagung dan tebu. Jenis-jenis peternakan yang diusahakan dan dikembangkan adalah
babi, kambing, domba dan sapi. Hasilnya berupa daging, susu, kulit dan wol.
Daerah pusatpeternakan terdapat di Cuyaba. Kegiatan perikanan di Negara Brazil
berada di sepanjang pantai Atlantik dan sungai-sungai di Amazon. Jenis ikan
yang dihasilkan antara lain udang, croaken, srden dan lobster.
4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail tentang
makalah ini dengan sumber-sumber yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Fabio
R. Chaddad and Marcos S. Jank. 2006. The Evolution of
Agricultural Policies and Agribusiness Development in Brazil.
Karina, Eka Novi. 2014. Strategi Brazil dalam Membangun Sektor Pertaniannya di Tengah Rezim
Perdagangan Bebas.Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian-details&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku-id=70704
Malian, A. Husni. Juli,2004. “Kebijakan Perdagangan
Internasional Komoditas Pertanian Indonesia”. Volume2, No.2, https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sektor+pertanian+di+mexico&btnG=Kirim,
diunduh 18 Desember 2017
Ma’ruf, Faridh. Peran MERCOSUR
dalam Perkembangan Ekonomi Brazil di
Bidang Perdagangan. Diunduh 8 Desember 2017. http://www.academia.edu/download/36582159/Faridh_Maruf_0911240055_Jurnal_Peran_MERCOSUR_dalam_Perkembangan_Ekonomi_Brazil_di_Bidang_Perdagangan.pdf
Newswire.id. 2016. Fadli Zon
Dorong Kerjasama Pertanian dengan Brazil. https://newsire.id/content/fadli-zon-dorong-kerjasama-pertanian-dengan-brazil,
diunduh 12 Desember 2017
0 Comments:
Posting Komentar