Karna Karma

Sebelum kalian membaca postingan ini, sedikit bocoran dariku bahwa postingan ini mengandung kenangan mantan. Bukan karna ingin balikan. Hanya saja ini adalah peringatan tentang arti sebuah kesabaran. Jika kalian bertanya apakah ini adalah sebuah puisi? hm.. entah.. baca saja lalu temukan jawabanmu sendiri. Kalian boleh ucapkan sumpah serapah atau apapun setelah membacanya.

Ingin kubuka blokiran whatsappmu
Memulai obrolan lalu yang baru (denganmu)
Tapi rasanya tak seindah dulu
Kini... aku tau rasanya diabaikan.
Aku tau rasanya didiamkan
Sibuk sampai lupa mengabari
Rindu mungkin memang benar kurasakan
Namun percakapan denganmu terasa sangat membosankan
Pergi kadang menjadi sebuah alasan
Karna dunia luar terlihat amat menyenangkan
Jahat bukan? Tapi itu yang kulakukan
Ternyata begitulah cara alam bekerja
Apa yang ia lakukan kini adalah perbuatanku dulu
Aku cukup tau diri untuk memendam marahku
Kembali kuingat kau dan aku, kasih yang kelabu
Termenung tenggelam dalam kenanganmu
Kau sangat kuat menghadapiku
Namun, aku tak sekuat kamu dalam menghadapinya
Aku bukannya menyerah
Sedikit istirahat dan berhenti melangkah
Hanya saja, air mata lebih pandai berbicara saat patah.


Share:

Sabar atau Sadar?

Sebenarnya ini bukanlah sebuah puisi. Ini hanyalah kumpulan kata yang kurangkai menjadi sebuah curahan hati. Sejujurnya, aku benar-benar tak mengerti. Entah aku yang gagal memahamimu, atau aku yang tak sadar akan posisiku. Padahal bumi semakin panas. Hanya sikapmu saja yang semakin membeku. Kau yang kusayang, kurasa jauh dan menghilang.
Aku tak tahu. Entah kau sedang mengajariku tentang sebuah penantian atau kau menyuruhku mundur perlahan. Aku bertanya pada hatiku, apa arti senyum dan tatapmu kala itu? Bagiku terlihat tulus. Sama sekali bukan modus. Namun kenyataan menamparku begitu keras. Kaupun menghilang. Bayangmupun menyatu dalam kelam. Aku tak mampu menggapaimu. Kau terlampau jauh. Sedang aku masih saja terjatuh. 
Ingin kumenentang suara kecil dihatiku, "Dia masih disana. Dengan senyum dan tatapan yang sama", ujarnya. Lagi-lagi aku percaya. Aku percaya cinta yang ada dalam hatimu. Ia masih untukku. Entah harus sampai kapan aku harus menunggu. Semoga rasaku tidak hilang saat kau kembali datang :') 

Share: