Dian Akbarani Sahira 170321100011
Nadhiatur
Rokhmah 170321100053
Zainatul Laili 170321100059
M Sohibul Islam 170321100080
BIDANG
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saluran (channel)
komunikasi merupakan salah satu prasyarat penting yang harus terpenuhi dalam
keberlangsungan suatu proses komunikasi antar manusia (human communication)
yang menurut Littlejohn terjadi dalam lima level itu. Dalam bentuk paling awal,
yakni pada purely oral period, maka selain melalui gelombang
udara, saluran itu antara lain berupa tubuh manusia dengan cara menerakan tato,
dinding dinding gua atau batu-batuan.Penggunaan saluran komunikasi dengan
memanfaatkan medium yang lebih bervariasi mulai dimungkinkan ketika ditemuinya
kertas di Cina (2000 SM), papyrus di Mesir (1000 SM), acta diurna di Romawi (
300 M), dan terlebih lagi ketika terjadi revolusi industri yang antara lain
ditandai dengan penemuan mesin cetak oleh Gutenberg, morse oleh Guilemo Marconi
(1895), radio siaran oleh David Sarnoff (1916), televisi oleh Paul Nivkov
(1884), televisi siaran (1930), televisi warna (1970) dan terakhir keberhasilan
dalam menemukan system teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Terkait
dengan penemuan terakhir tadi, dalam kaitan saluran komunikasi, maka
pengaruhnya sangat besar terhadap pengembangan ragam medium komunikasi
(misalnya, terwujudnya telepon seluler: GSM maupun CDMA, video call),
percepatan penyampaian informasi (misal, media cetak mempercepatnya melalui
cetak jarak jauh; media penyiaran/radio, melalui radio net work) maupun
peningkatan jumlah jenis medium komunikasi. Ini dimungkinkan sehubungan melalui
teknologi komunikasi berupa satelit komunikasi telah dikreasikan ke dalam
bentuk teknologi telekomunikasi. Medium terbaru sebagai wujud hasil kreasi
teknologi telekomunikasi adalah internet. Internet yaitu sistem jaringan dari
ribuan bahkan jutaan komputer yang ada di dunia ini yang dibentuk dengan
saluran telepon, kawat maupun saluran radio. Teknologi telekomunikasi yang
membentuk medium internet ini disebut telematika, yakni sinergi atau
konvergensi antara teknologi informasi dan teknologi telekomunikasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari komunikasi?
2.
Apa
tujuan dari komunikasi?
3.
Bagaimana
proses komunikasi?
4.
Faktor-faktor
apa saja yang dapat memengaruhi komunikasi?
5.
Rintangan
apa saja yang dapat dijumpai padan komunikasi?
6.
Bagaimana
Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011
Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat?
1.3 Tujuan
.Tujuan
penulisan paper ini bermaksud untuk mempelajari pola masyarakat dalam
penggunaan media.Tujuannya, yakni untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana
pola masyarakat dalam penggunaan media. Temuan-temuan menyangkut pola
penggunaan media tersebut, secara akademis diharapkan dapat melengkapi
informasi ilmiah sejenis yang telah ada sebelumnya. Sementara secara praktis,
temuan-temuannya diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambilan kebijakan
dalam bidang media, khusususnya terkait dengan pemanfaatan media baru di
lingkungan masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari
bahasa Latin ‘Communicare’ atau ‘Communis’ yang berarti sama atau menjadikan
milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha
agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Berikut
merupakan beberapa definisi komunikasi menurut para ahli:
· Menurut Roben.J.G
Komunikasi adalah
kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang
pikiran atau perasaan.
· Menurut Davis, 1981
Komunikasi adalah
sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain.
· Menurut Schram,W
Komunikasi adalah
berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain.
· Menurut Keith Davis (1985:458)
Komunikasi adalah
perpindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain.
· Menurut Andrew E. Sikula (1981:94)
Komunikasi adalah
proses pemindahan informasi, pengertian, dan pemahaman dari seseorang, suatu
tempat, atau sesuatu kepada sesuatu, tempat, atau orang lain.
Berdasarkan
pengertian komunikasi para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan komunikasi
adalah proses pemindahan suatu informasi, ide, pengertian dari seseorang kepada
orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat menginterpretasikannya
sesuatu dengan tujuan yang dimaksud.
Komunikasi organisasi
adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok
formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi
formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan
sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam
organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam
organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat
resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara
sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya
secara individual.
2.2 Tujuan Komunikasi
Orang
berkomunikasi untuk memeroleh hasil yang diharapkan, namun mereka tidak selalu
tahu dengan tepat hasil-hasil apa yang mereka cari, untuk itulah member batasan
terhadap tujuan kita berkomunikasi merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan kita berkomunikasi dalam suatu organisasi.
Ada dua cara yang bisa
dilakukan untuk mendefinisikan tujuan komunikasi, pertama tentukan apa yang
kita inginkan untuk terjadi. Artinya pastikan tujuan kita berkomunikasi sudah
spesifik, karena bila tujuan kita tidak jelas, maka kita tidak akan selalu siap
untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Cara kedua adalah dengan
memertimbangkan apakah tujuan kita realistis, dalam artian apakah tujuan yang
kita harapkan memiliki peluang untuk berhasil atau tidak.
1.4 Proses Komunikasi
Proses
komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya,
sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi
termasuk juga suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain
dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain.untuk lebih jelasnya mengenai proses komunikasi dapat perhatikan
pada bagan dibawah ini.
Berikut
merupakan beberapa model proses komunikasi menurut para ahli :
·
Keith
Davis berpendapat bahwa proses komunikasi merupakan suatu metode dimana pengirim
pesan (sender) dapat mengirimkan pesannya kepada penerima pesan (receiver). Hal
ini memerlukan enam tahap, yaitu :
1.
Tahap
1, tahap develop idea merupakan tahap pengembangan ide. Pengirim pesan (sender)
ingin mengirimkan pesannya kepada penerima pesan (receiver). Tahap ini
merupakan tahap yang berpengaruh pada tahap-tahap berikutnya.
2.
Tahap 2, tahap encode merupakan tahap pemrosesan
kata-kata, simbol-simbol yang diorganisir ke dalam bentuk atau model yang
sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sender.
3.
Tahap
3, tahap transmit merupakan tahap pengiriman pesan yang menggunakan metodedan
saluran komunikasi yang dapat diterima oleh penerima pesan (receiver). Dalam
tahap ini sender perlu memelihara saluran komunikasi agar bebas dari hambatan
dengan cara memberikan perhatian kepada receiver.
4.
Tahap
4, tahap receive merupakan tahap penerimaan pesan oleh receiver. Penerima pesan
harus memiliki pendengaran yang berfungsi dengan baik terutama dalam komunikasi
lisan. Jika pendengaran receiver terganggu maka pesan yang diterima dapat pula
terjadi penyimpangan atau tidak tersampaikan.
5.
Tahap
5, tahap decode merupakan tahap pesan yang diterima dapat dimengerti secara
jelas oleh receiver.
6.
Tahap
6, tahap use merupakan tahap akhir proses komunikasi, dimana receiver mampu
menggunakan pesan yang diterimanya.
Komunikasi tersebut efektif, jika
receiver dapat menerima pesan dengan baik, mengerti, menyetujui, menggunakan,
dan adanya umpan balik (feedback) terhadap pesan yang diterima dari sender.
·
Andrew
E. Sikula berpendapat bahwa model proses komunikasi adalah sangat baik
dijelaskan dalam bentuk suatu model yang menggambarkan serangkaian tahapannya.
Hal ini memerlukan 8 tahap, yaitu :
1.
Source
merupakan tahap pertama di man aide atau informasi diubah menjadi pesan dalam
bentuk simbol
2.
Encoding
merupakan tahap pengiriman pesan dalam bentuk tulisan, oral/lisan, pikiran,
fisik, atau bentuk lainnya.
3.
Transmission
merupakan tahap pengiriman pesan dengan cara tertulis, isyarat, tape,
berbicara, melalui saluran komunikasi
4.
Medium
merupakan media saluran dari pesan yang dikirimkan. Atau saluran pesan berjalan
melalui medium.
5.
Reception
merupakan tahap di mana pesan diinterpretasikan, baik secara langsung maupun
tak langsung melalui proses pikiran.
6.
Decoding
merupakan tahap di mana pesan dapat diterima dan dimengerti
7.
Action merupakan tindakan nyata terhadap pesan
yang diterima
8.
Feedback
loops merupakan pengintegrasian seluruh tahap prosesdari sisem komunikasi.
·
George
S. Odiorne berpendapat bahwa komunikasi termasuk semua perilaku yang dihasilkan
dari saling bertukar pengertian. Hal tersebut termasuk segala sesuatu yang
dilakukan dalam menyampaikan maksud atau ide-ide kepada orang lain. Hal ini
memerlukan 8 tahap, yaitu:
1.
Sender
merupakan orang yang memrakarsai pesan. Sender mengharapkan receiver (penerima
pesan) dapat mengerti (understanding) ide-ide dan mengubah perilakunya.
2.
Message
(pesan)merupakan suatu ide yang nyata dalam pikiran pemberi pesan (sender).
Jika ide itu tidak jelas, hal ini harus dijelaskan sebelum sender mulai
menyampaikan idenya kepada orang lain.
3.
Dalam
mengomunikasikan ide-ide yang nyata dalam pikiran kita harus menggunakan kode.
Kode itu bisa merupakan kata-kata tertulis, kata-kata verbal, atau merupakan
angka, nomor. Kode-kode tersebut harus dipilih sesuai dengan orang yang akan menerimanya.
4.
Encode
merupakan pemrosesan kata-kata ke dalam suatu bentuk yang terorganisir.
5.
Transmit
merupakan pengiriman pesan melalui media komunikasi yang digunakan.
6.
Decode
merupakanpesan yang diberikan oleh sender yang dapat dimengerti oleh receiver
7.
Receiver
merupakan orang yang menerima pesan yang disampaikan oleh sender.
8.
Feedback
merupakan umpan balik berupa ide kepada sender dan pengertian bagi receiver.
1.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Komunikasi
Ada dua
tinjauan factor yang memengaruhi komunikasi, yaitu faktor dari pihak sender
atau disebut pula komunikator, dan faktor dari pihak receiveratau komunikan.
a)
Faktor
dari pihak sender atau komunikator, yaitu :
1.
Keterampilan
sender
Sender
sebagai pengirim informasi, ide, berita, pesan perlu mengetahui dan menguasai
cara-cara penyampaian pikiran baik secara tertulis maupun lisan
2.
Sikap
sender
Sikap
sender sangat berpengaruh terhadap receiver. Sender yang bersikap angkuh
terhadap receiver dapat mengakibatkan informasi atau pesan yang diberikan
menjadi ditolak oleh receiver. Begitu pula sikap sender yang ragu-ragu dapat
mengakibatkan receiver menjadi tidak percaya terhadap informasi atau pesan yang
disampaikan. Maka dari itu, sender harus mampu bersikap meyakinkan receiver
terhadap pesan yang diberikan kepadanya.
3.
Pengetahuan
sender
Sender
yang mempunyai pengetahuan yang luas dan menguasai materi yang disampaikan akan
dapat menginformasikannya kepada receiver sejelas mungkin. Dengan demikian,
receiver akan lebih mudah mengerti pesan yang disampaikan oleh sender.
4.
Media
Saluran yang Digunakan oleh sender
Media
atau saluran komunikasi sangat membantu dalam penyampaian ide, informasi, atau
pesan kepada receiver. Sender perlu menggunakan media saluran komunikasi yang
sesuai dan menarik perhatian receiver.
b)
Faktor
dari pihak receiver atau komunikan, yaitu :
1.
Keterampilan
receiver
Keterampilan
receiver dalam mendengar dan membaca pesan sangat penting. Pesan yang diberikan
oleh sender akan dimengerti oleh receiver dengan baik, jika receiver mempunyai
keterampilan mendengar dan membaca.
2.
Sikap
receiver
Sikap
receiver terhadap sender akan sangat memengaruhi efektif tidaknya komunikasi.
Missal, receiver bersikap seakan meremehkan sender. Hal tersebut akan
memengaruhi keefektifan komunikasi sehingga pesan yang dikirimkan oleh sender
menjadi tidak berarti bagi receiver. Maka dari itu receiver haruslah bersikap
positif terhadap sender meskipun pendidikan sender lebih rendah darinya.
3.
Pengetahuan
receiver
Pengetahuan
receiver sangat berpengaruh pula dalam komunikasi. Receiver yang mempunyai
pengetahuan yang luas akan lebih mudah dalam
menginterpretasikan ide atau pesan yang diterima dari sender. Begitupun
sebaliknya.
4.
Media
sarana komunikasi
Media
saluran komunikasi sangat berpengaruh dalam penerimaan idea tau pesan. Media
saluran komunikasi berupa alat indera yang ada pada receiver sangat menentukan
apakah pesan dapat diterima atau tidak untuknya. Jika alat indera receiver
terganggu maka pesan yang diberikan oleh sender dapat menjadi kurang jelas atau
bahkan tidak dapat diterima oleh receiver.
1.6 Rintangan dalam Komunikasi
Ada
tiga rintangan dalam komunikasi, yaitu rintangan pribadi, rintangan fisik, dan
rintangan bahasa. Hal ini sesuai dengan penapat yang dikemukakakn oleh Keith
Davis (1985:465) bahwa “Three types of
barriers are personal, phycal, and sematic”.
a.
Rintangan
Pribadi
Rintangan
pribadi yang dimaksud adanya hambatan pribadi yang disebabkan karena emosi,
alat indera yang terganggu, kebiasaan-kebiasaan yang berlaku pada norma atau
nilai budaya tertentu.
b.
Rintangan
Fisik
Rintangan
fisik yang dimakssud adalah terlalu jauh tempat berkomunikasi antara sender
dengan receiver. Dalam hal ini diperlukan media komunikasi sepertitelepon, alat
pengeras suara, SSB (Single Side Band), dan alat komunikasi lainnya.
c.
Rintangan
Bahasa
Rintangan
bahasa yang dimaksud adalah kesalahan dalam menginterpretasikan istilah kata.
Missal kata atos, sender orang Sunda
dalam dalam pesannya bermaksud mengatakan atos
itu berarti sudah, sedangkan receiver orang Jawa menerima pesan tersebut dengan
pengertian atos itu keras.
2.6 Pola Penggunaan Media Komunikasi Masyarakat di Lingkungan RT 05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
Permasalahan
mengenai bagaimana pola penggunaan media komunikasi masyarakat di lingkungan RT
05 RW 011 Kelurahan Mekar Wangi Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor Provinsi Jawa
Barat, dengan maksud mempelajari pola tersebut dan bertujuan mendapatkan
gambaran tentang pola komunikasi masyarakat dalam menggunakan media,
berlandaskan teori media massa uses and gratification dari Katz, Gurevitch dan
Hass. Sesuai hasil penelitian menyangkut pola dimaksud, maka dapat dikemukakan
hal-hal berikut:
a.
Terkait
dengan jenis-jenis media yang digunakan, temuan menunjukkan bahwa terhadap
segala jenis media yang ada saat ini tampak cenderung masih digunakan oleh responden
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Meskipun demikian, dalam penggunaan itu media
massa elevise seperti RCTI, Trans TV, dan TV One, tampak lebih dominan
digunakan responden dibandingkan dengan media massa lainnya, terutama seperti
radio internasional. Sementara pada kategori media nir massa, maka dominasi
penggunaan itu muncul pada medium handphone dengan beberapa penggunaan SIM Card
yang menonjol seperti Simpati, IM3, dan XL.
b.
Terkait
dengan Terpaan Media dan Situasinya, maka dalam hubungannya dengan fenomena terpaan,
pada kategori media massa tampak media elevise paling tinggi frekuensi penggunaannya
dibandingkan dengan jenis media massa lainnya seperti suratkabar dan radio.
Sementara pada media dengan kategori non massa, maka medium seluler menjadi medium
paling tinggi frekuensi penggunaannya dilingkungan responden dibandingkan
dengan jenis medium lainnya terutama seperti telegram. Dalam hubungan durasi
Penggunaan Media Komunikasi, maka temuan memperlihatkan bahwa responden
kebanyakan cenderung menggunakan media media yang ada itu berkisar > 1/2 jam
sampai dengan 1 jam. Sedang menyangkut fenomena situasi penggunaan media, dalam
kaitannya dengan cara mendapatkan media komunikasi massa (khususnya menyangkut
media cetak), maka penggunaan media responden itu kebanyakan dilakukan dengan
cara kurang teratur. Sementara menyangkut tempat biasa mereka dalam
menggunakan media, temuan menunjukkan bahwa media-media itu umumnya digunakan
antara di rumah dan dikantor. Media komunikasi yang paling banyak digunakan di
rumah, secara berurutan yaitu media massa elevise, handphone, media
komunikasi non media massa buku, media komunikasi massa radio, dan media
komunikasi massa tabloid. Sementara internet dan suratkabar merupakan media
komunikasi yang paling banyak digunakan responden di kantor tempat mereka
bekerja. Selanjutnya, dalam kaitan cara menggunakan media, maka terhadap
media massa suratkabar, responden kebanyakan jarang yang melakukannya dengan cara
yang serius. Untuk media massa majalah, responden kebanyakan tidak pernah
melakukannya dengan cara yang serius dan dengan cara sambilan. Hal serupa juga
terjadi pada media massa tabloid dan radio, di mana mereka kebanyakan tidak
pernah melakukannya dengan cara yang serius dan dengan cara sambilan. Sementara
pada media massa elevise, Cara Sambilan merupakan cara yang cukup sering
digunakan oleh bagian terbesar responden. Sedang terhadap medium internet, maka
cara-cara seperti explore, a email dan chatting, merupakan cara-cara
yang tidak pernah dilakukan oleh sebagian besar responden. Sementara pada
medium handphone, maka Cara Bicara (Talk) dan Cara SMS, merupakan
cara yang cukup sering dilakukan responden dalam menggunakan handphone.
Sementara cara-cara seperti mengakses lnternet dan pemanfaatan blue tooth
merupakan cara yang tidak pernah dilakukan oleh bagian terbesar responden.
c.
Dalam
kaitan Jenis Isi Media Yang Digunakan, maka untuk media suratkabar, isi yang
cukup sering digunakan responden yaitu berkaitan dengan masalah sosial budaya,
agama, Kesenian dan Sastra dan hiburan. Sementara isi suratkabar yang
mengandung politik, iptek, dan hobi/olahraga, bagian terbesar responden
cenderung jarang menggunaoannya. Menyangkut media majalah, maka sebagian besar
jenis isi media itu cenderung tidak pernah digunakan oleh sebagian besar
responden. Demikian pula halnya dengan ragam jenis isi media tabloid. Hal
serupa juga terjadi pada media radio, responden sebagian besar tidak pernah
menggunakan ragam jenis isi media tersebut. Pada media elevise, maka responden
sebagian besar cukup sering menggunakannya untuk mengkonsumsi isi berita,
informasi non berita dan sinetron / telenovela / film / drama / lagu-lagu.
Sementara pada medium internet, temuan memperlihatkan responden sebagian besar
tidak pernah menggunakannya untuk kepentingan mengakses ragam isi internet.
Sedang terhadap medium handphone, maka responden umumnya cukup sering
menggunakannya untuk kepentingan berkomunikasi secara efektif dengan keluarga.
Sementara penggunaan handphone untuk kepentingan komunikasi pergaulan,
hiburan dan bisnis, jarang dilakukan oleh banyak responden.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi
adalah proses pemindahan suatu informasi, ide,
pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut
dapat menginterpretasikannya sesuatu dengan tujuan yang dimaksud. Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk
mendefinisikan tujuan komunikasi, pertama tentukan apa yang kita inginkan untuk
terjadi. Artinya pastikan tujuan kita berkomunikasi sudah spesifik, karena bila
tujuan kita tidak jelas, maka kita tidak akan selalu siap untuk menyampaikan
pesan kepada orang lain. Cara kedua adalah dengan memertimbangkan apakah tujuan
kita realistis, dalam artian apakah tujuan yang kita harapkan memiliki peluang
untuk berhasil atau tidak.
Terkait
dengan jenis-jenis media yang digunakan, temuan menunjukkan bahwa terhadap
segala jenis media yang ada saat ini tampak cenderung masih digunakan oleh
responden sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sementara pada media dengan
kategori non massa, maka medium seluler menjadi medium paling tinggi frekuensi penggunaannya
dilingkungan responden dibandingkan dengan jenis medium lainnya terutama
seperti telegram. Media komunikasi yang paling banyak digunakan di rumah,
secara berurutan yaitu media massa televisi, handphone, media komunikasi
non media massa buku, media komunikasi massa radio, dan media komunikasi massa
tabloid. Sementara internet dan suratkabar merupakan media komunikasi yang
paling banyak digunakan responden di kantor tempat mereka bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Mangkunegara,
Anwar Prabu. 2005. MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA PERUSAHAAN. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kusumastuti,
Yatri Indah.2009. KOMUNIKASI BISNIS.
Bogor: IPB Press
Artoyo,
A.R. 1986. PENGADAAN DAN PEMBINAAN TENAGA
KERJA PERUSAHAAN. Jakarta: Balai Pustaka
Tawaang,
Felix. 2012. POLA PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI MASYARAKAT:
INSAN, ISSN : 0216-0552, NO. 13.
0 Comments:
Posting Komentar