Pengaruh Faktor Sosial dalam Keputusan Konsumen
1. Pengertian Kelompok Referensi
Kelompok referensi
merupakan termasuk dalam lingkungan sosial mikro. Lingkungan sosial adalah
interaksi sosial langsung diantara kelompok-kelompok masyarakat yang lebih
kecil seperti kelompok referensi dan sebuah keluarga. Kelompok adalah dua atau
lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan maupun bersama.
Sedangkan kelompok referensi atau rujukan adalah setiap individu atau kelompok
dianggap menjadi dasar pembanding seseorang dalam membentuk nilai dan sikap
baik umum atau khusus bagi perilaku (Dwiastuti, dkk, 2012). Faktor yang
berdampak pada pengaruh kelompok referensi adalah informasi, pengalaman,
kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan kelompok referensi.
Menurut Sumarwan (2002),
jenis kelompok acuan dibedakan menjadi dua, yaitu
1. Kelompok formal
dan informal
Kelompok formal merupakan
kelompok yang memilki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya
yang terdaftar secara resmi. Sedangkan kelompok informal merupakan kelompok yang
tidak memilki struktur organisasi secara tertulis dan resmi serta keanggotaan
yang tidak tercatat.
2. Kelompok aspirasi dan
disosiasi
Kelompok aspirasi
merupakan kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma, nilai,
maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok referensi. Sedangkan
kelompok disosiasi adalah kelompok yang berusaha untuk menghindari asosiasi
dengan kelompok referensinya.
Terdapat beberapa alasan
seseorang bergabung dengan sebuah kelompok referensi adalah sebagai berikut.
1.
Mendapatkan
pengetahuan yang berharga.
2.
Mendapatkan
penghargaan atau menghindari hukuman.
3. Mendapatkan
makna yang digunakan untuk membangun, memodifikasi atau memelihara konsep
pribadi mereka.
2. Pengaruh Kelompok Referensi
Seorang produsen akan tertarik pada kemampuan kelompok referensi untuk
mengubah sikap dan perilaku konsumen dengan mendorong timbulnya kesesuaian. Hal
tersebut bisa dilakukan dengan mengetahui lebih dalam bagaimana karakteristik
kelompok referensi tersebut. Adapun menurut
Dwiastuti, dkk(2012), kelompok referensi memilki daya tarik tersendiri
dalam pemasaran yaitu melalui daya tarik selebriti, daya tarik tenaga ahli,
orang biasa, juru bicara eksekutif dan karyawan, dan sebagainya. Adanya
kelompok referensi ini dapat mempengaruhi dalam 3 jenis, yaitu
1.
Pengaruh
normatif, yaitu pengaruh dari kelompok referensi terhadap seseorang melalui
norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.
2.
Pengaruh
ekspresi nilai, yaitu akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai
pembawa ekspresi nilai.
3.
Pengaruh
informasi, yanitu akan mempengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang
konsumen karena kelompok referensi yang sangat dipercaya.
Terdapat beberapa pengaruh juga yang diberikan oleh kelompok referensi,
yaitu:
1. Informasional
Memberikan suatu informasi yang berguna kepada
konsumen bisa dilakukan secara verbal maupun demonstrasi. Informasi yang
diberikan dapat secara sengaja, tidak sengaja, dan bagaimana informasi dapat
dipindahkan ke konsumen.
2. Utilitarian
Berarti bahwa kelompok referensi memiliki kontrol
atas imbalan atau hukuman yang penting. Konsumen biasanya menyesuaikan diri
dengan keinginan kelompok referensi apabila:
a.
Mereka
percaya bahwa grup tersebut dapat mengontrol imabalan dan hukuman.
b.
Perilakunya
nyata atau dapat diketahui oleh kelompok.
c.
Mereka
mendominasi untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman.
3. Pengaruh
ekspresi-nilai
Hal ini mencerminkan makna yang diinginkan.
Pengaruh kelompok acuan pada produk
dan merek adalah sebagai berikut.
1. Berkaitan
dengan sejauh mana produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda
yang mewah.
2. Sejauh mana
objek yang sedang dipertanyakan menarik atau dikenal oleh orang lain.
3. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan dua
orang atau lebih yang dikaitkan oleh hubungan darah, perkawinan, atau
pengadopsian yang tinggal bersama-sama atau terpisah. Pemasar akan menganalisis
keluarga juga sebagai unit terkecil dalam strategi pemasaran. Keluarga yang
tinggal dalam sebuah rumah disebut rumah tangga, baik yang rumah tangga bukan
keluarga maupun rumah tangga keluarga. Keluarga juga dibagi menjadi dua, yakni
keluarga inti (orang tua dan anaknya) dan keluarga luas (keluarga inti ditambah
dengan kerabat atau saudara lain).
4. Peranan Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga memilki pengaruh yang berbeda-beda dalam
pengambilan keputusan pembelian atau pengkonsumsian suatu produk atau jasa.
Para produsen sangat tertarik terhadap keluarga sebagai sasaran pemasarannya
karena sifat mereka dalam berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lainnya itu
kuat. Sehingga produsen harus mengetahui atau menganalisis peran anggota
keluarga dalam pengambilan keputusan. Menurut Peter, Olson, dan Sumarwan,
terdapat peran dalam pengambilan keputusan keluarga, diantaranya:
1.
Inisiator (Initiator) : Anggota keluarga yang
memilki ide untuk memeli suatu produk.
2.
Pemberi
pengaruh (Influencer) : Pemberi
informasi ke anggota keluarga lainnya tentang suatu produk atau jasa.
3.
Penjaga pintu
(Gatekeeper) : Pengontrolan aliran
info yang masuk ke dalam keluarga.
4.
Pengambilan
keputusan (decides) : Bagian yang
memilki keputusan untuk membeli atau tidak suatu produk dan jasa.
5.
Pembeli (buyer) : orang yang akan membeli produk
dan jasa.
6.
Pengguna (users) : orang yang menggunakan atau
mengkonsumsi produk dan jasa.
7.
Pembuang (disposer) : membuang suatu produk atau
memberhentikan penggunaan suatu jasa.
Dari pengambilan keputusan tersebut dapat
diketahui bahwa:
a.
Keterlibatan
suami atau istri memilki perbedaan yang lebih lebar untuk sebuah produk
b.
Ada perbedaan
keputusan khusus untuk setiap pengambilan keputusan antara suami istri terhadap
suatuproduk tertentu.
c.
Keterlibatan
hal seperti di atas cenderung lebih besar peerbedaannya antara keluarga satu
dengan lainnya.
Beberapa jenis strategi umum yang mempengaruhi
keluarga adalah sebagai berikut.
1.
Pengaruh
ahli, yang sengaja memberikan informasi khusus dari berbagai macam alternatif
yang ada.
2.
Pengaruh
legitimasi, yang mempergunakan perasaan pasangannya untuk mempertimbangkan
nilai-nilai yang berkaitan dengan pasangan masing-masing.
3.
Tawar-menawar,
yang mengupayakan salah satu pihak unuk mengubah keputusan bersama menjadi
keputusan otonomi sebagai imbalan kebaikan atas pasangannya.
4.
Pengaruh
imbalan, yang didasarkan pada kombonasi antara strategi kekuatan dengan
referensi.
5.
Pengaruh
emosional, melinatkan reaksi yang bermuatan emosi.
6.
Pengaruh
manajemen kesan, merangkum semua untuk membujuk yang telah disiapkan terlebih
dahulu untuk memperkuat pengaruh pembeda seseorang dalam hubungan dua arah.
Berikut adalah contoh proses pengambilan keputusan rumah tangga bagi
produk anak-anak menurut Rini Dwiastuti, dkk (2012).
0 Comments:
Posting Komentar